Daftar Isi Artikel :

Biografi Singkat KH. Hasyim Asy’ari (Versi 2)

2 menit dibaca
Biografi Singkat KH. Hasyim Asy’ari (Versi 2)


KH. Hasyim asy’ari lahir pada 24 Dzulqa`dah 1287 H atau 14 Februari 1871 M di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Beliau adalah anak ketiga dari 10 bersaudara pasangan Kiai Asy`ari bin Kiai Usman dari Desa Tingkir dan Halimah binti Usman. Ia lahir dari kalangan elite santri. Ayahnya pendiri Pesantren Keras. Kakek dari pihak ayah, Kiai Usman, pendiri Pesantren Nggedang. Buyutnya dari pihak ayah, Kiai Sihah, pendiri Pesantren Tambakberas. Semua pesantren itu berada di Jombang.

KH. Hasyim dididik dan dibesarkan di lingkungan pesantren dan guru pertamanya adalah ayahnya sendiri yang membimbingnya dengan ilmu-ilmu agama. Sejak beliau berusia 13 tahun, beliau sudah dipercaya oleh ayahnya untuk mengajar para santri yang usianya lebih tua darinya. Di usianya yang masih muda KH. Hasyim sudah menimba ilmu, antara lain, ke Pondok Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Bangkalan, dan Pesantren Siwalan Panji Sidoarjo. Kecerdasan dan ketekunannya dalam menimba ilmu, rupanya membuat pengasuh pondok KH. Ya’kub amat menyukainya, KH. Hasyim lalu dijodohkan dengan anaknya, Nafsiah yang dinikahinya pada tahun 1892.

Beberapa bulan setelah menikah, bersama istri dan mertuanya, KH. Hasyim berangkat ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji dan menuntut ilmu. Setelah 7 bulan di Mekkah istrinya melahirkan seorang putra, Abdullah. Beberapa hari setelah melahirkan, Nafsiah meninggal dunia yang disusul oleh Abdullah yang masih berusia 40 hari. Setelah itu Kiai Ya’kub mengajak mennatunya itu untuk kembali ke tanah air.

Setahun kemudian KH. Hasyim bersama adiknya Anis kembali ke Mekkah untuk melanjutkan menuntut ilmu. Tak lama di Mekkah Anis dipanggil Illahi. Saat itu KH. Hasyim berguru kepada Syekh Syuaib bin Abdurrahman , Syekh Muhammad Mahfudz at-Termasi, dan Syekh Ahmad Khatib Minangkabau. KH. Hasyim tidak belajar tentang ilmu tertentu, tapi ia belajar semua cabang ilmu. Setelah beberapa tahun KH. Hasyim menikah dengan Khadijah anak dari Kyai Romli seorang ulama’dan pedagang asal Kediri. Setelah itu KH. Hasyim tinggal di Kediri bersama mertuanya. Tak lama kemudian KH. Hasyim mendirikan pondok pesantren Tebuireng, awalnya pondok tersebut hanya memiliki 8 orang santri dan kemudian berkembang menjadi ribuan. Selain sebagai seorang pendiri Nahdlatul Ulama’, KH. Hasyim juga seorang pahlawan yang ikut serta dalam mengusir penjajah yang ada di Indonesia. Setelah 2 tahun kemerdekaan RI KH. Hasyim Asy’ari dipanggil oleh-Nya pada 25 Juli 1947.

Sumber : Buku ‘’ Tokoh-Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20’’ karya Herry Mohammad, DKK.


Baca juga :

Posting Komentar