Sejarah Lahirnya IPNU
SEJARAH LAHIRNYA IPNU
I.
Sejarah lahirnya
IPNU
Berawal dari ide para putra Nahdlatul Ulama, yakni pelajar dan santri
pondok pesantren untuk mendirikan suatu kelompok atau perkumpulan.
• Pada tahun 1939 lahir PERSANO (Persatoean Santri Nahdlatoel
Oelama).
• Pada tahun 1947 Lahir IMNU (Ikatan Murid Nahdlatul Ulama) di
Malang.
• Pada tahun 1950 berdiri IMNU (Ikatan Mubaligh Nahdlatul Ulama di
Semarang.
• PARPENO (Persatoean Pelajar Nahdlatoel Oelama) di Kediri.
• Di Bangil berdiri Ikatan Pelajar Islam Nahdlatul Ulama.
Namun organisasi-organisasi yang telah berdiri di atas masih berjuang
sendiri-sendiri dan tidak mengenal di antara satu sama lain.
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut, maka Almarhum Tholcha Mansyur
(Malang), Sofyan Cholil (Jombang), H. Mustamal (Solo) bermusyawarah untuk
mempersatukan organisasi-organisasi tersebut dalam satu wadah, satu nama dan
satu faham dengan nama IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) saat berlangsung
kongres LP Ma’arif di Semarang pada tanggal 24 Februari 1954/20 Jumadil akhir
1373 Hijriyah.
Pada kongres ke VI di Surabaya IPNU menjadi badan otonom NU (Nahdlatul
Ulama). Sehingga IPNU Berhak mengatur rumah tangganya sendiri baik ke luar
maupun ke dalam, tidak lagi tergantung kepada kebijakan LP Ma’arif.
Pada perkembangan selanjutnya IPNU berubah nama menjadi Ikatan Putra
Nahdlatul Ulama saat kongres ke X di Jombang disebabkan organisasi pelajar yang
diakui pemerintah hanya OSIS sebagai organisasi intra sekolah dan Pramuka
sebagai organisasi ekstra sekolah. Sehingga ladang garap IPNU tidak hanya
pelajar dan santri saja, tetapi juga pemuda, remaja dan mahasiswa.
Di dalam kongres XIV tanggal 18 – 24 Juni 2003 di Surabaya IPNU sepakat
untuk kembali ke habitatnya semula dengan berganti nama menjadi Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama dengan orientasi pelajar, santri dan mahasiswa.
Lahirnya
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan wadah
pengkaderan bagi generasi muda NU yang bersumber dari kalangan pesantren dan
pendidikan umum, yang diharapkan dapat berkiprah di berbagai bidang, baik
politik (kebangsaan), birokrasi, maupun bidang-bidang profesi lainnya. Pada
awalnya embrio organisasi ini adalah berbagai organisasi atau asosiasi pelajar
dan santri NU yang masih bersifat lokal dan parsial.
II. Tujuan Organisasi
Terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah swt., berilmu,
berakhlaq mulia, dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas
tegaknya syariat Islam menurut faham Ahlussunnah wal Jama’ah yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Di bidang pendidikan IPNU mempunyai tujuan:
• Untuk memelihara rasa persatuan dan kekeluargaan di antara
pelajar umum, santri dan mahasiswa.
• Membina dan meningkatkan pendidikan dan kebudayaan Islam.
• Meningkatkan harkat masyarakat Indonesia yang berasusila dan
mengabdi kepada agama, bangsa dan negara.
III. Trilogi IPNU
Konsep dasar perjuangan IPNU di masyarakat pelajar
Belajar
– Berjuang – Bertaqwa
IV. Lambang Organisasi
Gambar Logo IPNU
Makna Logo
•
Warna dasar hijau tua:
Subur
•
Bentuk bulatan: Kontinyu
(berkesinam-bungan)
•
Lingkaran dasar putih
Lingkaran tengah kuning: Hikmah dan cita-cita tinggi
Huruf IPNU putih: Suci
Huruf IPNU putih: Suci
•
3 titik di antara singkatan
IPNU: Islam, Iman, Ihsan
•
6 garis strip (kanan 3 dan
kiri 3) putih: Suci
•
9 bintang kuning: Lambang
NU
•
2 kitab putih: Al-Qur’an
dan Al-Hadits
•
2 bulu angsa bersilang
putih: Menuntut ilmu agama dan ilmu umum
•
5 sudut bintang: Rukun
Islam
V. Citra Diri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
Citra diri IPNU & IPPNU dilandasi oleh pokok-pokok pikiran bahwa
manusia bertanggung jawab melaksanakan misi khalifah, yaitu memelihara,
mengatur, dan memakmurkan bumi.
Makna dan fungsi manusia sebagai khalifah memiliki dua dimensi, yaitu
dimensi sosial (horizontal) dan dimensi ilahiah (vertikal)
1. Sosial bermakna mengenal alam, memikirkannya, dan memanfaatkan
alam demi kebaikan dan ketinggian derajat manusia sendiri.
2. Ilahiah yaitu mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di
hadapan Allah SWT.
Secara
sosiologis manusia merupakan suatu komunitas yang memiliki nila-nilai
kemanusiaan (moral, nilai sosial dan nilai keilmuan)
VI. Kondisi IPNU Sebelum Khitthah NU
IPNU
telah melangkah menuju kemajuan dan kiprahnya telah diakui masyarakat. Namun
pada perkembangannya tidak dapat mencapai puncak programnya, karena NU sebagai
organisasi induknya pada saat itu masih terbawa arus politik sehingga ummat
tidak menjadi perhatian utama.
VII.Kondisi IPNU Pasca Khitthah NU
Perkembangan pasca khittah NU dan Kongres Jombang sangat menggembi-rakan
karena khittah mampu mencipatkan iklim yang kondusif bagi pengem-bangan
organisasi.
Namun
IPNU menyadari bahwa sumbangannya sendiri dan masyarakat luas belum banyak. Dan
generasi muda sebagai tenaga potensial pembangunan nasional membutuhkan
pembinaan, maka IPNU memandang mendesak adanya konsep Citra Diri IPNU dalam
rangka meningkatkan keperansertaannya dalam pembangunan bangsa.
VIII. Hakikat IPNU
IPNU
adalah wadah perjuangan pelajar NU untuk mensosialisasikan komitmen,
nilai-nilai kebangsaan, keislaman, keilmuan, kekaderan, dan keterpelajaran
dalam upaya penggalian dan pembinaan potensi sumberdaya anggota yang senantiasa
mengamalkan kerja nyata demi tegaknya ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamah dalam
kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
IX. Orientasi IPNU
Orientasi IPNU berpijak pada kesemestaaan organisasi dan anggotanya untuk
senantiasa menempatkan pergerakan pada zona keterpelajaran dengan kaidah
belajar, berjuang dan bertaqwa yang bercorak dasar dengan wawasan kebangsaan,
keislaman, keilmuan, kekaderan, dan keterpelajaran.
1.
Wawasan Kebangsaan, adalah
wawasan yang dijiwai oleh asas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan, yang mengakui kebhinnekaan sosial budaya, yang menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan, hakikat dan martabat manusia, yang memiliki komitmen
dan kepedulian terhadap nasib bangsa dan negara berlandaskan prinsip keadilan,
persamaan, dan demokrasi.
2.
Wawasan Keislaman, adalah
wawasan yang menempatkan ajaran agama Islam sebagai sumber motivasi dan
inspirasi dalam memberikan makna dan arah pembangunan manusia, sehingga IPNU
dalam bermasyarakat bersikap:
• Tawasuth dan I’tidal yakni menjunjung tinggi prinsip keadilan
dan kejujuran, bersikap membangun dan menghindari tindakan dan kehendak dengan
menggunakan kekuasaan dan kedhaliman,
• Tasamuh yaitu toleran terhadap perbedaan pendapat
• Tawazun yaitu seimbang dalam menjalin hubungan antara manusia
dan Tuhannya, serta manusia dan lingkungannya.
• Amar Ma’ruf Nahi Mungkar yaitu memiliki kecenderungan untuk
melaksanakan usaha perbaikan, serta mencegah kerusakan harkat manusia dan
kerusakan lingkungan, mandiri, bebas, terbuka, dan bertanggung jawab, bersikap
dan bertindak.
3.
Wawasan Keilmuan, adalah
wawasan yang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk mengembangkan
kecerdasan anggota dan kader.
4.
Wawasan Kekaderan, Wawasan
yang menempatkan organisasi sebagai wadah untuk membina anggota agar menjadi
kader-kader yang memiliki komitmen terhadap ideologi, cita-cita perjuangan
organisasi, bertanggung jawab dalam mengembangkan dan membentengi organisasi.
Membentuk pribadi yang menghayati dan mengamalkan ajaran islam ala Ahlussunah
Wal Jama’ah, memiliki komitmen terhadap ilmu pengetahuian serta memiliki
kemampuan teknis mengembangkan organisasai kepemimpinan, kemandirian dan
kepopuleran.
5.
Wawasan Keterpelajaran,
adalah wawasan yang menempatkan organisasi dan anggota pada pementapan diri
sebagai centre of excellence pemberdayaan sumbrer daya terdidik yang berilmu,
berkeahlian dan visioner, memiliki strategi dan operasionalisasi yang berpihak
kepada kebenaran, kejujuran serta amar ma’ruf nahi mungkar.
X. Posisi IPNU
a. Posisi Intern
IPNU sebagai perangkat dan badan otonom NU
secara kelembagaan memiliki kedudukan yang sama dan sederajat dengan
badan-badan otonom lain yaitu memiliki tugas utama melaksanakan kebijakan NU.
b. Posisi Ekstern
IPNU adalah bagian dari generasi muda
Indonesia yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara
Republik Indonesia dan merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya dan
cita-cita perjuanagan Nahdlatul Ulama serta cita-cita bangsa Indonesia.
c. Fungsi
IPNU berfungsi sebagai:
• Wadah berhimpun pelejar NU untuk melanjutkan semangat, jiwa dan
nilai-nilai Nahdliyah
• Wadah komunikasi pelajar NU untuk menggalang Ukhuwah Islamiyah
dan mengembangkan syari’at Islam.
• Wadah kaderisasi pelajar NU untuk mempersiapkan kader-kader
bangsa.
• Wadah aktualisasi pelajar NU dalam pelaksanaan dan pengembangan
Syariat Islam
XI. Visi IPNU
Visi
IPNU adalah terbentuknya putra putra bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT,
berilmu, berakhlaq mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas
tegak dan terlaksananya Syariat Islam menurut faham Ahlussunnah wal Jama’ah
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
XII.Misi IPNU
1.
Menghimpun dan membina
pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah organisasi IPNU
2.
Mempersiapkan kader-kader
intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa
3.
Mengusahakan tercapainya
tujuan organisasi dengan menyusun landasan program perjuangan sesuai dengan
perkembangan masyarakat (maslahah Al-Amah), guna terwujudnya Khaira Ummah
4.
Mengusahakan jalinan
komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain selama tidak merugikan
organisasi
XIII. Struktur Organisasi IPNU
1.
Pimpinan tertinggi IPNU di
ibu kota Negara disebut Pimpinan Pusat IPNU (PP IPNU)
2.
Pimpinan IPNU di provinsi
disebut Pimpinan Wilayah IPNU (PW IPNU)
3.
Pimpinan IPNU di
kabupaten/kota disebut Pimpinan Cabang IPNU (PC IPNU)
4.
Pimpinan IPNU di kecamatan
disebut Pimpinan Anak Cabang IPNU (PAC IPNU)
5.
Pimpinan IPNU di
desa/kelurahan disebut Pimpinan Ranting IPNU (PR IPNU)
6.
Pimpinan IPNU di Lembaga
Pendidikan perguruan tinggi, pondok pesantren, SLTP/MTs, SLTA/MA dan yang
sederajat disebut Pimpinan Komisariat IPNU (PK IPNU)
XIV. Alumni IPNU yang Menjadi “Orang Besar”
IPNU sebagai salah satu organisasi pelajar yang berskala nasional telah
menumbuhkan berbagai tokoh-tokoh yang mempunyai peran penting dalam kemajuan
Bangsa Indonesia, khususnya ummat Islam. Tokoh-tokoh tersebut antara lain:
1.
Bapak KH. Abdurrahman Wahid
(Gus Dur)
• Mantan ketua IPNU Komisariat PP Tambakberas Jombang
• Mantan Presiden RI
• Ketua Dewan Syuro PKB
2.
Bapak Prof. Dr. KH. M.
Tolhah Hasan (Singosari)
• Duduk sebagai Ketua cabang IPNU Malang ketika masih di bangku
SLTP
• Mantan Menteri Agama (Kabinet Indonesia Bersatu-Era Gus Dur)
• Pernah menghadap Bupati Malang dengan hanya memakai celana
pendek (seragam SLTP pada waktu itu)
3.
Bapak Dr. KH. A. Hasyim
Muzadi (Malang)
• Mantan Ketua Cabang Tuban
• Ketua Pengurus Besar NU sekarang di Jakarta
• Sekjen ICIS (International Conference of Islamic Scholars –
Forum silaturahmi ulama & cendekiawan Islam sedunia)
4.
Bapak Hamzah Haz
• Mantan ketua Pengurus Cabang NU Kutai
• Mantan Wakil Presiden RI
• Ketua Umum DPP PPP
5.
Ida Fauziah
• Anggota DPR RI – sekarang
• Ketua PPKB pusat – sekarang
6.
Khofifah Indar Parawansa
• Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan
• Ketua PP Muslimat NU – sekarang
• Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh lainnya.
XV.Khatimah
Dengan berbagai pemaparan di atas, maka diharapkan generasi-generasi
penerus IPNU & IPPNU dapat memahami organisasi IPNU & IPPNU sampai
dengan permasalahan yang sekecil-kecilnya. Dengan pemahaman dan keteladanan
dari tokoh-tokoh pendahulu IPNU & IPPNU, kita dapat menjadi penerus
perjuangan yang benar-benar berjuang mewujudkan kejayaan ummat Islam, khususnya
warga Nahdliyin Semua itu untuk mencapai satu tujuan meningkatkan ketaqwaan
kita kepada Allah SWT sebagaimana motto IPNU & IPPNU “belajar, berjuang,
dan bertaqwa”.
Cita-cita Kita:
“Terwujudnya pelajar-pelajar yang bertaqwa kepada Allah
SWT,berilmu, inovatif, dan kreatif serta berguna dengan berdasarkan syariat
Islam”